Pertanyaan ini sering muncul di benakku: Bagaimana rasanya memiliki penghasilan, tapi hanya dinikmati oleh diri sendiri?
Sebelum aku lanjut, apakah ada yang belum tahu tentang istilah "Sandwich Generation"?
Oke, bagi yang baru mendengarnya, izinkan aku jelaskan secara singkat. Sandwich Generation adalah sebutan untuk generasi yang mengharuskan seseorang menggunakan penghasilannya untuk memenuhi kebutuhan dua generasi sekaligus: generasi atas (orang tua) dan generasi bawah (anak). Sedangkan, orang tersebut berada di tengah-tengah, terhimpit antara dua generasi yang membutuhkan bantuan, seperti sebuah sandwich. Intinya, generasi ini bertanggung jawab tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga untuk kebutuhan orang tua serta saudara-saudara mereka.
Sejak aku mulai bekerja pada tahun 2016, aku sudah terbiasa dengan kondisi ini. Aku benar-benar memahami kondisi kedua orang tuaku, dan aku merasa sangat ingin membantu mereka, karena merekalah yang telah mendidikku dan membuatku menjadi pribadi seperti sekarang ini.
Aku tidak merasa terbebani dengan kondisi ini. Aku melakukannya dengan penuh kerelaan hati, karena bagiku, mengurangi beban orang tua adalah suatu pahala yang tak bisa aku dapatkan di tempat lain. Ini adalah cara aku membalas jasa mereka yang telah memberikan segalanya untukku.
Tidak dapat ku pungkiri, aku juga memiliki banyak impian—ingin punya rumah, kendaraan pribadi, tabungan, bisa traveling, dan masih banyak lagi.
Sebagai anak rantau yang tinggal di ibu kota Jakarta, tentu hidupku harus penuh dengan perhitungan dan berhemat. Apalagi, dulu tahun 2016 di awal-awal aku bekerja, tempat tinggal yang aku sewa tidak ada AC, kamar mandi pun harus berbagi bahkan pernah satu kamar bertiga, yang penting masih layak huni. Semua itu aku lakukan agar bisa menyisihkan sebagian penghasilanku untuk orang tuaku.
Kadang aku berpikir, kalau dibandingkan dengan karakter Kaluna dalam film Home Sweet Loan, aku merasa dia lebih beruntung. Dia tidak perlu bayar kostan, sehingga bisa menabung hingga 300 juta untuk membeli rumah. Sementara aku—atau mungkin kita semua yang berada dalam posisi serupa—mungkin baru sedikit menabung, tapi ada saja kebutuhan mendesak di kampung yang membuat tabungan itu terkuras. Rasanya sangat menantang, bukan?
Ada kalanya, perasaan ingin membahagiakan diri sendiri datang begitu saja. Aku membayangkan, bagaimana jika bulan ini, gaji yang aku terima bisa aku nikmati sepenuhnya untuk diriku sendiri? Makan enak, belanja sesuatu yang selama ini aku inginkan, atau mungkin sekadar menikmati waktu tanpa beban. Tapi, setiap kali aku melakukannya, ada rasa yang mengganjal, ketidakenakan yang tak bisa kujelaskan.
Setiap bulan, aku pasti menerima telepon atau pesan yang sama: "Kamu sudah kirim belum?" Pertanyaan itu selalu datang, entah dari orang tua, saudara, atau mereka yang membutuhkan. Dan aku tahu, meskipun mereka tak pernah mengungkapkan, mereka berharap aku bisa memenuhi itu. Sejujurnya, aku tidak pernah merasa terbebani. Karena bagiku, rezeki yang aku terima hingga saat ini, tak lepas dari doa mereka. Mereka yang telah mendukungku, yang memberi semangat, yang mengandalkan aku.
Mungkin, bagi orang lain, itu terlihat seperti beban. Tapi, bagiku itu adalah tanggung jawab yang penuh berkah. Setiap kali aku bisa membantu mereka, meski sekecil apapun, aku merasa seperti mendapatkan kebahagiaan yang jauh lebih besar daripada sekadar memenuhi keinginanku sendiri. Aku sadar, rezeki yang aku terima bukan hanya untuk diriku, tapi juga untuk mereka yang telah membantu membentuk siapa aku sekarang.
Untuk teman-teman Sandwich Generation, kamu hebat. Kamu luar biasa. Kamu yang kuat, ya. Aku tahu betul bagaimana rasanya berada di posisi ini—terus berjuang untuk memenuhi tanggung jawab, tapi juga punya impian yang ingin diraih. Aku percaya, rezeki yang kamu terima nanti akan jauh lebih besar dari yang kamu bayangkan sekarang. Kita sudah melewati banyak hari-hari sulit kemarin, dan aku yakin kita akan bisa melewati apa pun yang datang di depan.
Tidak masalah jika kamu ingin melakukan hal-hal kecil untuk diri sendiri, seperti traveling atau menikmati hidup sejenak. Yang penting, sisihkan sedikit demi sedikit, karena rezeki itu selalu datang dengan cara yang tak terduga. Seperti aku yang bisa mewujudkan mimpi kecilku, meski tak mudah. Itu semua berkat sabar, usaha, dan keyakinan bahwa setiap langkah kecil itu akan membawa kita pada tujuan besar.
Ingatlah, kamu tidak sendiri. Semangat terus, dan percayalah bahwa setiap kebaikan yang kamu lakukan untuk orang lain, akan kembali padamu dengan cara yang tak terduga. 💗